Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak
Bicara merupakan kemampuan anak yang seringkali sangat ditunggu baik oleh orangtua maupun dokter anak. Kemampuan bicara seorang bayi/anak dapat membantu memprediksikan kecerdasan anak secara keseluruhan.
Bahasa terdiri dari berbagai macam simbol yang bertujuan menyimpan atau mengirimkan informasi dari seseorang kepada orang lain di sekitarnya. Kemampuan berbahasa dapat memcerminkan kemampuan mendengar dan kemampuan mengerti/memahami suatu pembicaraan. Bahasa bukan hanya dapat diamati dalam bentuk kemampuan berbicara tetapi juga dapat dilihat dalam bentuk visual. Misalnya, kita mampu memahami mimik seorang bayi yang sedang gembira, marah, atau sedang takut. Tahapan berbicara seorang bayi/anak meliputi :
Bahasa Visual
Adalah cara seorang bayi menyampaikan keinginan atau apa yang dirasakannya melalui ekspresi wajah. Bahasa visual penting untuk diperhatikan karena timbul pada usia sangat dini, misalnya:
- “Senyum sosial” adalah salah satu bahasa visual yang dapat dilihat pada saat bayi berusia 4-6 minggu.
- Usia 4-5 bulan, bayi sudah dapat mencari dengan cara menoleh ke arah rangsang suara (misalnya suara bel).
- Usia 6-7 bulan, bayi mulai senang bermain cilukba.
- Usia 8-9 bulan, bayi mulai dapat meniru permainan sederhana seperti tepuk tangan.
- Usia 9 bulan, bayi dapat melambaikan tangan dan biasanya juga dapat menunjuk mainan yang diinginkan.
Bahasa Reseptif
Adalah bagaimana seorang bayi/anak memahami apa yang disampaikan oleh orang lain. Contoh bentuk bahasa reseptif pada bayi adalah:
- Bayi usia 2-3 bulan memperhatikan dan mendengarkan orang dewasa yang berbicara di dekatnya. Ketika orang dewasa tersebut berhenti bicara, seorang bayi seringkali gantian mengoceh.
- Usia 4-5 bulan, bayi dapat mulai mencari sumber suara
- Usia 7-9 bulan, bayi akan menoleh/tersenyum apabila dipanggil namanya
- Usia 9 bulan, bayi sudah mengerti apabila dilarang atau bisa memahami kata “jangan”. Bayi juga sudah memahami perintah sederhana seperti “ayo beri bolanya”.
Bahasa Ekspresif
Adalah bahasa yang sehari-hari kita anggap sebagai berbicara yang sesungguhnya. Sebelum tiba di bahasa ekspresif, semestinya seorang anak sudah menguasai dulu bahasa visual dan reseptif. Tetapi, pada gangguan perkembangan AUTISME, seringkali kemampuan berbahasa ekspresif muncul tanpa didahului oleh tahapan bahasa sebelumnya. Kemampuan anak normal berbahasa ekspresif dikuasai melalui beberapa tahapan sejak bayi, yaitu:
- Usia 4-6 minggu, bayi akan memperdengarkan suara vokal yang disebut “cooing” , seperti “ uuuuu” atau “aaaaa”.
- Usia 4-5 bulan, bayi mengeluarkan monosilabel seperti “ba” atau “ ga”, yang disebut tahapan “babbling”.
- Usia 6-9 bulan disebut tahapan “babbling” yang lebih kompleks/polisilabel seperti “mamama” atau “papapa”. Pada tahap ini seringkali orangtua menganggap bahwa bayinya sudah bisa bilang “mama” atau “papa”. Padahal sebetulnya pada tahap babbling ini bayi belum mengerti apa yang diucapkannya.
- Usia 9-12 bulan (umumnya 12 bulan) barulah biasanya bayi mulai mengerti beberapa kata bahkan dapat mengucapkan 1-2 kata seperti mama, papa, atau menyebut nama anggota keluarga lain. Pada saat ini juga bayi mengerti arti kata “jangan” atau “tidak”.
- Setelah usia 12 bulan, barulah produksi kata-kata/pemahaman kata bayi lebih cepat meningkat dari periode sebelumnya.
- Usia 18-20 bulan anak sudah dapat menyebut minimum 20 kata.
- Usia 24 bulan biasanya anak dapat menyebut sekitar 50 kata, dan dapat menggunakan 2 kata.
Kalau kita memahami tahapan bahasa visual dan reseptif pada bayi, sebetulnya gangguan bicara dapat dideteksi jauh sebelum bahasa ekspresif muncul. Bahasa visual dan reseptif seringkali berhubungan dengan fungsi pendengaran anak. Misalnya, bila pada usia 4-5 bulan anak tampak tidak merespon suara, maka kita harus mengevaluasi indera pendengarannya.
Pendengaran merupakan indera yang sangat penting dalam perkembangan bicara anak. Karena itu, evaluasi pendengaran dalam bentuk screening pendengaran saat bayi lahir amat penting dilakukan. Gunanya adalah untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin sehingga secepatnya dapat dilakukan intervensi.
Mencegah gangguan perkembangan bicara
Tahap perkembangan bayi akan berjalan dengan baik bila mereka dibesarkan dengan diberi rangsangan seoptimal mungkin. Mengajak bayi ngobrol sejak dini merupakan hal yang sangat baik dalam mengoptimalkan perkembangannya bicaranya. Menonton televisi, ipad atau hand phone seringkali menarik perhatian bayi. Dua hal yang sangat penting diperhatikan pada tahap dini perkembangan adalah memberi kesempatan bayi bergerak (modal bayi mengembangkan fungsi motorik nya) dan berinteraksi (modal bayi dalam bicara). Kedua hal ini akan berkurang bila bayi diberi kesempatan melihat TV, mereka akan diam dan tidak berinteraksi. Karena itu, sebaiknya tidak memberi kesempatan bayi melihat TV sampai mereka berusia 2 tahun atau sampai mereka betul betul tampak jelas tidak mempunyai masalah dalam bicara.
Comments
Selamat siang, Anak saya
Selamat pagi dokter, Anak
Siang dokter ... anak saya 20
Pagi Dokter ... Aku mau